
Thedak
: Turun.
Siten
: Tanah (dari kata Siti).
Upacara
Tedhak siten (turun tanah) adalah upacara adat, sebagai ungkapan syukur
pertama kalinya si anak menginjakkan kaki ke tanah/bumi sbg lambang
pijakkan hidup manusia, dg maksud anak tersebut mampu berdiri sendiri dalam
menempuh kehidupan. Dilaksanakan pada anak yg sudah berumur tujuh lapan (7 x 38
hari).
Pada
umumnya upacara dilangsungkan pada pagi hari di halaman rumah, perlengkapan
yang perlu dipersiapkan :
1. Tanah, Juadah (uli) tujuh macam warna, yaitu putih,
merah, hijau, kuning, biru, ungu, coklat.
2. Tangga yang dibuat dari batang tebu wulung/tebu
arjuna/tebu rejuna.
Tangga tebu wulung
melambangkan tingkat-tingkat kehidupan yg mengandung makna agar si anak
nantinya dapat mencapai tingkat kehidupan yg baik.
3. Kurungan yg sudah dihias dan didalam kurungan
dipersiapkan/dimasukkan bermacam-macam barang antara lain: alat-alat tulis,
buku, mainan anak-anak (dokter2an, mobil2an, alat memasak, dll), uang,
perhiasan (gelang, kalung), dll.
4. Air untuk mandi (banyu
gege) adalah air yg ditempatkan disebuah tempayan (bokor), didiamkan semalam
ditempat terbuka, paginya dipanaskan sinar matahari pagi sampai pukul ±08.00.
Sinar ultra violet sangat bagus untuk pertumbuhan anak terutama untuk
menguatkan tulang. Air gege ini ditaburi bunga setaman untuk wewangian.
5. Ayam panggang yg diikat menyatu dg tebu wulung/tebu
Arjuna. Fungsi tebu sbg tongkat, satu lirang pisang raja juga diikatkan dengan
lawe wenang.
6. Udhik-udhik,
terdiri dari bermacam-macam biji-bijian/ kacang-kacangan, beras kuning, uang
logam/kertas. (udhik-udhik ini dimaksudkan sbg
ungkapan rasa syukur).
7. Uborampe lainnya :
7.1.
Jajan pasar lengkap
7.2.
Jenang-jenangan (jenang merah & putih,
jenang baro-baro, tumpeng gundul).
7.3.
Tumpeng robyong
7.4.
Ayam hidup
7.5.
Sekar/bunga setaman ditempatkan dlm bokor besar.
Pelaksanaan
Acara
1. Anak
yang akan turun tanah dipapah/dititah oleh kedua orang tuanya, menginjakkan
kakinya ke Tanah, selanjutnya menginjak Juadah yang
berjumlah tujuh warna. Artinya hari-hari yang akan dilalui dalam hidupnya
(tujuh hari) semua mengandung makna yg berkaitan dg alam ini, dg pijakkan yg
kokoh dan kuat untuk mulai mengenal dunia ini dg berbagai ragam/warna
kehidupan.
2. Dengan di papah, anak dibantu menaiki anak
tangga yg terbuat dari tebu wulung/tebu arjuna sampai anak tangga yg paling
atas, melambangkan tingkat-tingkat kehidupan. Bermakna agar si anak dimasa
depan dapat mencapai tingkat kehidupan yang lebih baik.
3. Setelah naik tangga, dg digendong anak memasuki
kurungan yg telah dihias dan didalamnya tdp benda-benda yg telah dipersiapkan,
ditemani ibu/pengasuhnya.
Makna
anak masuk ke dalam kurungan supaya sang anak betul-betul dapat konsentrasi
dalam menentukan pilihannya. Apa yg diambil sang anak melambangkan bagaimana
kehidupannya kelak (cita-cita).
Kurungan
sebagai lambang “batas” yang bermakna setinggi apapun sebuah cita-cita
tetap ada batasnya.
4. Setelah upacara dlm kurungan selesai, anak
dimandikan dg air gege yg ditaburi bunga setaman, dg harapan air ini membuat
anak segar bugar, harum, hilang aral melintang dan cepat besar serta sehat
wal’afiat. Dalam bahasa jawa dikatakan “gelis gedhe ilang sarap sawane”.
Air
kembang setaman melambangkan sifat suci dalam tiap tingkatan hidup/peralihan
hidup yg akan dijalaninya. Bunga mawar melambangkan agar kelak si anak menjadi
orang yang penyabar. Bunga melati melambangkan suci bersih lahir batin. Bunga
kenanga/cempoko mulya, agar hidupnya mulia. Bunga kantil, agar mempunyai rasa
kebersamaan.
Setelah mandi anak berpakaian rapi.
5. Anak kemudian dipapah kedua orang tuanya berjalan
sambil memegang tongkat tebu yg telah disiapkan dg segala perlengkapannya, yang
mengandung arti bagaimanapun juga orang tua selalu membimbing anaknya untuk
bisa menjalani kehidupan yang lurus (benar) dan manis semanis rasa air tebu.
6. Sebagai rasa syukur, dilambangkan dengan
menyebar udhik-udhik ke seluruh ruangan, maknanya agar si anak kelak
menjadi orang yang dermawan, suka bersedekah. Upacara udhik-udhik ini
dilaksanakan oleh eyang putri/nenek dari sang anak (cucu). Apabila nenek tidak
ada, dpt dilakukan oleh ibu sang anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar