Cara Saudara Menjalin Persahabatan - Menjalin
persahabatan dan memeliharanya agar tetap langgeng merupakan tantangan. Sebuah
survei pasar menunjukkan bahwa ”di Amerika Serikat, 25 persen orang dewasa
mengalami ’kesepian kronis’ dan . . . di Prancis, setengah
penduduknya pernah mengalami keterasingan yang akut”. Menjamurnya klub kencan
serta chat room (ruang obrolan di komputer)
dan maraknya rubrik jodoh di surat kabar menunjukkan bahwa orang-orang sangat
mendambakan hubungan antarmanusia.
Kesepian tidak hanya mempengaruhi keadaan
mental seseorang tetapi juga kesehatan fisiknya, pendapat Dr. David Weeks,
seorang neuropsikologis. ”Saya menangani cukup banyak pasien yang menderita
gangguan kecemasan serta depresi, dan boleh dikata mereka adalah orang yang
kesepian. Ada keterkaitan antara parahnya depresi dan parahnya kesepian.”
Perceraian dan keluarga berantakan membuat
semakin banyak orang terpaksa hidup sendiri. Sebuah survei yang diadakan di
Inggris meramalkan bahwa pada permulaan abad ke-21, sebanyak 30 persen
penduduknya akan hidup sendirian.
Alkitab terilham menubuatkan bahwa semangat
mementingkan diri akan merajalela pada ”hari-hari terakhir”. Tampaknya,
banyak orang lebih berminat pada harta materi, seperti rumah atau mobil, atau
pada pekerjaan daripada membina hubungan baik dengan sesamanya. Penulis Anthony
Storr mengamati, ”Daripada berfokus pada teman hidup dan anak-anaknya,
kehidupan mereka hanya berkisar di tempat kerja.”
SAHABAT SEJATI SANGAT BERHARGA
Mutu kehidupan saudara banyak bergantung pada
mutu persahabatan saudara. Sering kali, orang yang hidup hanya untuk dirinya
sendiri tidak berbahagia karena ia tidak punya teman untuk berbagi rasa dan
berbagi cerita. Benarlah kata-kata Yesus Kristus, ”Lebih bahagia memberi
daripada menerima.”Selaras dengan kebenaran kata-kata ini, pujangga Inggris
George Byron menulis, ”Orang yang bersukacita adalah dia yang mendapat sukacita
dan membagikannya.”
Apakah sahabat itu? Sebuah kamus
mendefinisikan sahabat sebagai ”seseorang yang bergaul akrab dengan orang lain
atas dasar kasih sayang dan penghargaan”. Sahabat sejati akan membantu
mengarahkan pikiran saudara kepada hal-hal yang bermanfaat. Ia dapat memberikan
dorongan moril dan membesarkan hati saudara pada masa-masa sulit. Ia bahkan
dapat turut merasakan kepedihan saudara. Raja Salomo mengatakan, ”Teman sejati
penuh kasih setiap waktu, dan menjadi saudara yang dilahirkan untuk waktu
kesesakan.” Harta materi sering kali kehilangan nilainya dari waktu ke
waktu, namun persahabatan sejati justru bertumbuh dan berkembang seiring dengan
berlalunya waktu.
Alkitab menasihati orang Kristen untuk
’membuka diri lebar-lebar’ dalam menunjukkan kasih sayang. Sungguh bijaksana
bila kita membuka pintu hati untuk orang lain. kita membaca, ”Lemparkanlah
rotimu ke permukaan air, karena lama setelah itu engkau akan menemukannya lagi.
Berikanlah bagian kepada tujuh, atau bahkan kepada delapan orang, karena engkau
tidak tahu malapetaka apa yang akan terjadi di bumi.” Bagaimana prinsip ini
berlaku atas persahabatan? Jika saudara menjalin persahabatan dengan banyak
orang, beberapa dari antara mereka mungkin akan menolong saudara sewaktu
ditimpa kesulitan.
Sahabat sejati dapat pula menjadi
perlindungan bagi saudara. ”Luka-luka yang ditimbulkan oleh seorang yang
mengasihi adalah setia,” kata Meskipun banyak orang mungkin mengumbar
pujian kepada saudara, hanya sahabat sejatilah yang melihat saudara apa adanya,
lalu memberi tahu bila ada kesalahan serius serta memberikan nasihat yang
membangun secara pengasih.—
Sahabat yang baik dan akrab adalah salah satu
karunia langka dari Allah yang dapat memberi pengaruh positif bagi saudara.,
kita membaca tentang suatu peristiwa dalam kehidupan seorang perwira Romawi,
Kornelius, yang diberi tahu oleh seorang malaikat bahwa doa-doanya telah
didengar. Sementara menantikan kunjungan rasul Petrus, Kornelius ”memanggil
sanak saudara dan sahabat-sahabat akrabnya untuk berkumpul”. Sahabat-sahabat
dekat Kornelius ini termasuk orang kafir tak bersunat pertama yang menyambut kabar
baik dan diurapi dengan roh kudus, dengan prospek memerintah bersama Kristus
dalam Kerajaan Allah. Benar-benar berkat yang luar biasa bagi sahabat-sahabat
akrab Kornelius!—
Namun, bagaimana saudara dapat menjalin
persahabatan? Alkitab, yang berisi banyak nasihat tentang persahabatan,
memberikan jawaban yang praktis. (Lihat
TEMPAT SAUDARA DAPAT MENJALIN PERSAHABATAN
SEJATI
Tempat terbaik untuk menjalin persahabatan
sejati adalah di dalam sidang Kristen. Yang terutama, saudara berkesempatan
untuk bersahabat dengan Yehuwa, Pencipta dan Bapak surgawi saudara, dan dengan
Yesus Kristus, Juru Selamat saudara. ”Tidak seorang pun mempunyai kasih yang
lebih besar daripada ini, bahwa seseorang menyerahkan jiwanya demi kepentingan
sahabat-sahabatnya,” kata Yesus, yang mengundang saudara untuk bersahabat
dengannya. Jika saudara bersahabat dengan Yehuwa dan Yesus Kristus, yakinlah
bahwa mereka akan ’menerima saudara di tempat-tempat tinggal yang abadi’. Ya,
persahabatan dengan Yehuwa dan Yesus mendatangkan kehidupan abadi.—
Bagaimana saudara dapat menikmati
persahabatan yang hangat dengan mereka? Syarat-syarat untuk menjadi tamu di
kemah Yehuwa sebagai salah seorang sahabat-Nya diuraikan dalam Bukalah Alkitab
saudara dan bacalah lima ayat pertama dari Mazmur itu. Selanjutnya, Yesus
Kristus berkata, ”Kamu adalah sahabat-sahabatku jika kamu melakukan apa yang
aku perintahkan kepadamu.”—.Allah, Alkitab, saudara menunjukkan bahwa saudara
ingin menjadi sahabat Yehuwa dan Yesus. Untuk itu, saudara juga harus tetap
tentu menghadiri perhimpunan Kristen, tempat pengetahuan tentang Allah Yehuwa
diberikan. Dengan selalu menyendengkan telinga saudara untuk mendengarkan
Yehuwa, saudara akan semakin dekat dengan Dia dan Putra-Nya.
Di perhimpunan, saudara dapat berkenalan
dengan pribadi-pribadi yang mengasihi Yehuwa dan memperlihatkan buah-buah
roh—kasih, sukacita, damai, kepanjangsabaran, kebaikan hati, kebaikan, iman,
kelemahlembutan, dan pengendalian diri—dalam kehidupan mereka. Jika saudara
sungguh-sungguh ingin memperoleh sahabat dan menghalau kesepian, hadirilah
perhimpunan Kristen setiap minggu. Dengan demikian, saudara berada di tempat
yang tepat pada waktu yang tepat untuk memupuk persahabatan yang langgeng
dengan orang–orang yang diberkati Allah.
SAHABAT ABADI
Persahabatan sejati merupakan karunia yang
sangat indah dari Allah Yehuwa. Hal itu timbul dari kepribadian dan
karakter-Nya sendiri. Karena kasih dan kemurahan hati-Nya, Dia telah memenuhi
bumi dengan makhluk-makhluk yang cerdas, yang dapat kita jadikan sahabat.
Bergaullah dengan sesama rekan Kristen. Beri mereka dorongan moril.
Bekerjasamalah dengan mereka dalam pelayanan. Berdoalah bersama mereka dan
untuk mereka secara tetap tentu. Dengan demikian, saudara akan meniru Yehuwa
dan Putra-Nya, Yesus Kristus.
Persahabatan merupakan suatu karunia yang
dapat diberikan atau diterima oleh setiap orang. Dalam waktu dekat, saudara
akan berkesempatan untuk memperluas lingkup persahabatan saudara. Saudara dapat
bersahabat dengan jutaan orang yang hidup sekarang ini, serta yang hidup pada
generasi lampau yang sekarang tidur dalam kematian, menantikan kebangkitan
ketika ”kematian tidak akan ada lagi”. Berupayalah sekarang agar luwes dalam
pergaulan dan bersahabatlah dengan orang-orang yang mengasihi Yehuwa. Binalah
persahabatan dengan Allah Yehuwa dan Yesus Kristus dengan mendengarkan Firman
Allah yang terilham. Dengan demikian, saudara tidak akan kesepian lagi untuk
selama-lamanya.
[Kotak/Gambar di hlm. 22, 23]
ENAM LANGKAH UNTUK MEMILIKI PERSAHABATAN YANG
LANGGENG
1. JADILAH SAHABAT. Abraham
disebut ”sahabat Yehuwa” karena imannya yang tak tergoyahkan. Namun, ada alasan
lain. Alkitab mengatakan bahwa Abraham mempertunjukkan kasih sayangnya kepada
Allah. Dia berinisiatif dan tak segan-segan mengungkapkan perasaannya kepada
Yehuwa. Ya, inisiatif diperlukan untuk membuktikan persahabatan saudara. Yesus
berkata, ”Praktekkanlah hal memberi, dan kamu akan diberi.” Kata-kata yang
membesarkan hati atau uluran bantuan dapat menjadi cikal bakal tumbuhnya
persahabatan yang akrab. Penulis esai asal Amerika, Ralph Waldo Emerson, pernah
berkata, ”Satu-satunya cara untuk mempunyai sahabat adalah dengan menjadi
sahabat.”
2. SEDIAKAN WAKTU UNTUK MEMUPUK
PERSAHABATAN. Banyak orang mendambakan manfaat persahabatan. Namun,
karena terlalu sibuk, mereka tidak mempunyai waktu untuk bersahabat.
menganjurkan kita untuk berbagi kebahagiaan dan kesuksesan, dukacita dan
kekecewaan, dengan orang lain. Ayat itu mengatakan, ”Bersukacitalah bersama
orang yang bersukacita; menangislah bersama orang yang menangis. Hendaklah kamu
memikirkan orang lain sama seperti kamu memikirkan dirimu sendiri.” Yesus
Kristus, sekalipun sibuk, selalu menyediakan waktu untuk sahabat-sahabatnya.
Ingatlah, ibarat tanaman yang sedang bertumbuh, persahabatan perlu diairi dan
dipupuk agar dapat berkembang—dan itu butuh waktu.
3. BERIKAN PERHATIAN BILA ORANG LAIN
BERBICARA. Pendengar yang baik dan penuh perhatian sering kali lebih
mudah memperoleh sahabat. ”Setiap orang harus cepat mendengar, lambat
berbicara,” kata Yakobus sang murid. Sewaktu saudara bercakap-cakap dengan
orang lain, tunjukkan minat pribadi pada apa yang mereka rasakan. Anjurkan
mereka untuk membuka diri. Berinisiatiflah dalam menunjukkan hormat.) Maka,
mereka akan senang bersama saudara. Sebaliknya, jika saudara memonopoli setiap
percakapan atau selalu menarik perhatian pada diri sendiri, saudara akan sulit
menemukan seseorang yang bersedia mendengarkan atau mempedulikan perasaan dan
kebutuhan saudara.
4. BERSEDIALAH MENGAMPUNI. Yesus
pernah berkata kepada Petrus untuk bersedia mengampuni ”sampai tujuh puluh
tujuh kali”. Seorang sahabat sejati akan cepat mengabaikan kesalahan yang
sepele. Sebagai ilustrasi, beberapa orang tidak suka makan buah markisa karena
terganggu oleh biji-biji kecilnya. Akan tetapi, bagi yang menyukai buah itu,
biji-biji kecil itu bukan masalah. Sahabat sejati dikasihi karena sifat-sifat
baiknya; sedangkan kesalahan-kesalahannya yang sepele akan diabaikan. Paulus
menasihati kita, ”Teruslah bersabar seorang terhadap yang lain dan ampuni satu
sama lain dengan lapang hati.” Mereka yang belajar untuk menjadi pemaaf tidak
akan kehilangan sahabat.
5. HORMATILAH PRIVASI ORANG LAIN. Setiap
orang butuh privasi, termasuk sahabat saudara. Amsal 25:17 dengan bijaksana
mengingatkan, ”Janganlah kakimu sering berada di rumah sesamamu, agar ia tidak
merasa jenuh terhadapmu dan pasti membencimu.” Oleh karena itu, seberapa sering
dan seberapa lama saudara mengunjungi sahabat saudara haruslah dalam
batas-batas kewajaran. Jangan bersikap posesif, karena hal itu hanya akan menimbulkan
kecemburuan. Bijaksanalah sewaktu mengemukakan selera pribadi maupun pendapat
saudara tentang sesuatu. Hal itu turut menciptakan persahabatan yang
menyegarkan dan menyenangkan.
6. BERSIKAPLAH MURAH HATI. Persahabatan
dipererat oleh kemurahan hati. Rasul Paulus menasihati kita untuk ”murah
tangan, rela membagi”. Misalnya, berikanlah kata-kata yang membesarkan hati
kepada orang lain. Bersikaplah murah hati untuk memberikan pujian yang tulus
dan kata-kata yang membina. Bila saudara menunjukkan perhatian yang tulus
terhadap kesejahteraan orang lain, mereka akan menyukai saudara. Pikirkan apa
yang dapat saudara lakukan untuk mereka sebaliknya daripada menyoroti apa yang
dapat mereka lakukan untuk saudara.
Sumber: wol.jw.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar