Metode penilaian kinerkja merupakan
salah satu bagian dari sistem pengembangan sumber daya manusia. Pengukuran
kinerja merupakan suatu alat manajemen yang digunakan untuk meningkatkan
kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas. Pengukuran kinerja juga
digunakan untuk menilai pencapaian tujuan dan sasaran.
Secara garis besarnya standar penilaian
kinerja pegawai dapat digolongkan menjadi 3 bentuk, yaitu:
Standar Dalam Bentuk Fisik
Standar dalam bentuk fisik adalah semua
standar yang dipergunakan untuk menilai atau mengukur hasil pekerjaan atau
kinerja yang bersifat nyata tidak dalam bentuk uang, sifatnya kuantitatif,
seperti: kuantitas hasil produksi, kualitas hasil produksi dan waktu
Standar Dalam Bentuk Uang
Standar dalam bentuk uang adalah semua
standar yang dipergunakan untuk menilai atau mengukur kinerja dalam jumlah
uang.
Standar Intangibel
Standar Intangibel adalah semua standar
yang biasa digunakan untuk mengukur atau menilai kegiatan yang diukur baik
dalam bentuk uang maupun satuan lainnya.
Level atas dari struktur organisasi memerlukan kualitas informasi
kinerja dengan karakteristik sebagai berikut:
- Informasi kinerja sifatnya
lebih teragregasi
- Data/informasi kinerja tidak
hanya bersifat kuantitatif seperti input dan output, tetapi juga yang
bersifat kualitatif, misalnya informasi mengenai outcome dan impact dari
program instansi.
- Informasi kinerja yang
bersifat real time. Sedangkan untuk pimpinan di tingkat bawah kebutuhan
informasi kinerja biasanya tidak teragregasi, bersifat lebih kuantitatif,
dan dengan frekuensi lebih sering, misalnya mingguan, harian bahkan ke
menit. Oleh karenanya desain dari suatu sistem pengukuran harus memperhatikan
struktur organisasi dan kebutuhan kinerja pimpinan instansi.
Setiap organisasi biasanya cenderung
untuk tertarik pada pengukuran kinerja dalam aspek berikut ini:
Aspek finansial
Aspek finansial dapat dianalogikan
sebagai aliran darah dalam tubuh manusia, maka aspek finansial merupakan aspek
penting yang perlu diperhatikan dalam pengukuran kinerja.
Kepuasaan pelanggan
Dalam globalisasi perdagangan, peran
dan posisi pelanggan sangat krusial dalam penentuan strategi perusahaan. Hal
serupa juga terjadi pada instansi pemerintah. Dengan semakin banyaknya tuntutan
masyarakat akan pelayanan berkualitas, maka instansi pemerintah dituntut untuk
secara terus menerus memberikan pelayanan yang berkualitas prima. Untuk itu
pengukuran kinerja perlu di desain sehingga pimpinan dapat memperoleh informasi
yang relevan atas tingkat kepuasan pelanggan.
Operasi bisnis internal
Informasi operasi bisnis internal
diperlukan untuk memastikan bahwa seluruh kegiatan instansi pemerintah sudah
in-concert (seirama) untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi seperti yang
tercantum dalam rencana strategi. Disamping itu informasi operasi bisnis
internal diperlukan untuk melakukan perbaikan terus menerus atas efisiensi dan
efektifitas oleh perusahaan.
Kepuasan Pegawai
Dalam setiap organisasi, pegawai
merupakan asset yang harus dikelola dengan baik. Apalagi dalam perusahaan yang
banyak melakukan inovasi, peran strategis pegawai sungguh sangat nyata. Hal
serupa juga terjadi pada instansi pemerintah. Apabila pegawai tidak terkelola
dengan baik maka kehancuran dari instansi pemerintah sungguh sulit untuk
dicegah.
Kepuasan komunitas dan
shareholders/stakeholders
Instansi pemerintah tidak beroperasi
“in vacum”, artinya kegiatan instansi pemerintah berinteraksi dengan berbagai
pihak yang menaruh kepentingan terhadap keberadaannya. Untuk itu informasi dari
pengukuran kinerja perlu di desain untuk mengakomodasikan pada kepuasan dari
pada stakeholders.
Waktu
Ukuran waktu juga merupakan variabel
yang perlu diperhatikan dalam desain pengukuran kinerja. Betapa sering kita
membutuhkan informasi untuk pengambilan keputusan, Namun informasi tersebut
lambat diterima. Sebaliknya informasi yang ada sering sudah tidak relevan atau
kadaluarsa.
Evaluasi kinerja dimaksudkan untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja
organisasi melalui peningkatan kinerja dari para pelaku organisasi. Secara
lebih spesifik, tujuan dari evaluasi kinerja adalah:
- Meningkatkan saling
pengertian antara pegawai tentang persyaratan kinerja
- Mencatat dan mengakui hasil
kerja seorang pegawai, sehingga mereka termotivasi untuk berbuat yang
lebih baik, atau sekurang-kurangnya berprestasi sama dengan prestasi yang
terdahulu.
- Mencatat dan membuat
analisis dari setiap persoalan untuk mencapai persyaratan kinerja tersebut
pada nomor 1.
- Memberikan peluang kepada
pegawai untuk mendiskusikan keinginan dan aspirasinya dan meningkatkan
kepedulian terhadap karir atau terhadap pekerjaan yang diembannya
sekarang.
- Mendefiniskan atau
merumuskan kembali sasaran masa depan, sehingga pegawai termotivasi untuk
berprestasi sesuai potensi.
- Memeriksa rencana
pelaksanaan dan pengembangan, yang sesuai dengan kebutuhan pelatihan,
khususnya rencana diklat dan kemudian menyetujui rencana itu jika tidak
ada hal-hal yang perlu diubah.
Banyak organisasi berusaha mencapai sasaran
suatu kedudukan yang pertama, yang terbaik dan terpercaya dalam bidangnya.
Untuk itu sangat tergantung daripada pelaksanaannya, yaitu para pegawainya agar
mereka mencapai sasaran yang telah ditetapkan oleh organisasi dalam corporate
planningnya.
Para bawahan harus memahami dan sepakat
dengan sasaran-sasaran dan tujuan-tujuan manajer. Para manajer dan pengawas
sebaliknya harus sependapat dengan para bawahan mereka tentang tujuan pekerjaan
dan karier mereka, kriteia kinerja kerja juga harus jelas bagi semua pihak (A.
Dale Timpe,2002).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar