Metode brainstorming adalah teknik mengajar
yang dilaksanakan guru dengan cara melontarkan suatu masalah ke kelas oleh
guru, kemudian siswa menjawab, menyatakan pendapat, atau memberi komentar
sehingga memungkinkan masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru . Secara
singkat dapat diartikan sebagai satu cara untuk mendapatkan banyak/berbagai ide
dari sekelompok manusia dalam waktu yang singkat (Roestiyah 2001: 73).
Metode yang dipopulerkan oleh Alex F. Osborn dalam
bukunya Applied Imagination itu disebut juga dengan metode sumbang saran.
Beberapa ahli mengemukakan bahwa metode brainstorming (sumbang saran) merupakan
suatu bentuk metode diskusi guna menghimpun ide/gagasan, pendapat, informasi,
pengetahuan, pengalaman dari semua peserta.
Perbedaanya dengan diskusi, jika dalam diskusi
gagasan dari seseorang ditanggapi (didukung, dilengkapi, dikurangi, atau
tidak disepakati) oleh peserta lain, maka pada penggunaan metode brainstorming
(curah pendapat) gagasan yang dikemukakan tidak untuk ditanggapi oleh peserta
lain. Teknik ini hanya untuk menghasilkan gagasan yang mencoba mengatasi segala
hambatan dan kritik. Kegiatan ini mendorong munculnya banyak gagasan, termasuk
gagasan yang nyleneh, liar, dan berani dengan harapan bahwa gagasan tersebut
dapat menghasilkan gagasan yang kreatif.
Tujuan dari penggunaan metode brainstorming (curah
pendapat) adalah untuk membuat kompilasi (kumpulan) pendapat, informasi,
pengalaman semua peserta yang sama atau berbeda. Hasil akhirnya lantas
dijadikan peta info, peta pengalaman, atau peta ide (mindmap) buat jadi
evaluasi berbarengan. metode ini dipakai buat menguras habis apa yang
dipikirkan para siswa di dalam menanggapi permasalahan yang dilontarkan guru di
kelas tersebut.
Tugas guru dalam pelaksanaan metode ini:
- Memberikan
masalah yang mampu merangsang pikiran siswa, sehingga mereka tertarik
untuk menanggapinya.
- Tidak
boleh mengomentari atau mengevaluasi bahwa pendapat yang dikemukakan oleh
siswa itu benar/salah.
- Guru
tidak perlu menyimpulkan permasalahan yang telah ditaggapi siswa.
- Guru
hanya menampung semua pernyataan pendapat siswa, dan memastikan semua
siswa di dalam kelas mendapat giliran.
- Memberikan
pertanyaan untuk memancing siswa yang kurang aktif menjadi tertarik.
Tugas siswa dalam pelaksanaan metode ini:
- Menanggapi
masalah dengan mengemukakan pendapat, komentar, mengajukan pertanyaan,
atau mengemukakan masalah baru.
- Belajar
dan melatih merumuskan pendapatnya dengan bahasa dan kalimat yang baik.
- Berpartisipasi
aktif, dan berani mengemukakan pendapatnya.
Langkah-langkah metode Brainstorming
- Pemberian
informasi dan motivasi. Pada tahap ini guru
menjelaskan masalah yang akan dibahas dan latar belakangnya, kemudian
mengajak siswa agar aktif untuk memberikan tanggapannya.
- Identifikasi. Siswa
diajak memberikan sumbang saran pemikiran sebanyak-banyaknya. Semua saran
yang diberikan siswa ditampung, ditulis dan jangan dikritik. Pemimpin
kelompok dan peserta dibolehkan mengajukan pertanyaan hanya untuk meminta
penjelasan.
- Klasifikasi. Mengklasifikasi
berdasarkan kriteria yang dibuat dan disepakati oleh kelompok. Klasifikasi
bisa jiga berdasarkan struktur/faktor-faktor lain.
- Verifikasi. Kelompok
secara bersama meninjau kembali sumbang saran yang telah diklasifikasikan.
Setiap sumbang saran diuji relevansinya dengan permasalahan yang dibahas.
Apabila terdapat kesamaan maka yang diambil adalah salah satunya dan yang
tidak relevan dicoret. Namun kepada pemberi sumbang saran bisa dimintai
argumentasinya.
- Konklusi
(Penyepakatan). Guru/pimpinan
kelompok beserta peserta lain mencoba menyimpulkan butir-butir alternatif
pemecahan masalah yang disetujui. Setelah semua puas, maka diambil
kesepakatan terakhir cara pemecahan masalah yang dianggap paling tepat.
Keunggulan dan Kelemahan Metode Brainstorming
Keutamaan metode brainstorming adalah penggunaan kapasitas otak dalam menjabarkan gagasan atau menyampaikan suatu ide. Dalam proses brainstorming, seseorang akan dituntut untuk mengeluarkan semua gagasan sesuai dengan kapasitas wawasan dan psikologisnya. Sebagai mana metode mengajar lainnya, metode brainstorming juga memiliki kelebihan dan kekurangan/kelemahan.
Keutamaan metode brainstorming adalah penggunaan kapasitas otak dalam menjabarkan gagasan atau menyampaikan suatu ide. Dalam proses brainstorming, seseorang akan dituntut untuk mengeluarkan semua gagasan sesuai dengan kapasitas wawasan dan psikologisnya. Sebagai mana metode mengajar lainnya, metode brainstorming juga memiliki kelebihan dan kekurangan/kelemahan.
Roestiyah (2001:74-75), mengemukakan beberapa keunggulan
dan kelemahan metode brainstorming sebagai berikut.
Keunggulan metode brainstorming antara lain:
- Siswa
berfikir untuk menyatakan pendapat.
- Melatih
siswa berpikir dengan cepat dan tersusun logis.
- Merangsang
siswa untuk selalu siap berpendapat yang berhubungan dengan masalah yang
diberikan oleh guru.
- Meningkatkan
partisipasi siswa dalam menerima pelajaran.
- Siswa
yang kurang aktif mendapat bantuan dari temannya yang sudah pandai atau
dari guru.
- Terjadi
persaingan yang sehat.
- Anak
merasa bebas dan gembira.
- Suasana
demokratis dan disiplin dapat ditumbuhkan.
- Meningkatkan
motivasi belajar.
Sedangkan hal-hal yang perlu diantisipsi
dalam penggunaan metode brainstorming (kelemahannya) yaitu:
- Memerlukan
waktu yang relatif lama.
- Lebih
didominasi oleh siswa yang pandai.
- Siswa
yang kurang pandai (lambat) selalu ketinggalan.
- Hanya
menampung tanggapan siswa saja
- Guru
tidak pernah merumuskan suatu kesimpulan.
- Siswa
tidak segera tahu apakah pendapat yang dikemkakannya itu betul atau salah.
- Tidak
menjamin terpecahkannya suatu masalah.
- Masalah
bisa melebar ke arah yang kurang diharapkan.
Kelemahan di atas bisa diatasi jika guru atau pemimpin
kelompok bisa membaca situasi dan menguasai kelas dengan baik untuk mencari
solusi. Guru harus bisa menjadi penengah dan mengatur situasi dalam kelas
sebaik mungkin dengan cara benar-benar menguasai materi yang akan disampaikan
dan merencanakan kegiatan belajar dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar