Metode ekspositori disebut juga dengan istilah strategi
pembelajaran langsung (direct instruction) yang lebih menekankan pada proses
bertutur sehingga sering disebut juga dengan istilah metode chalk and talk.
Secara singkat, Metode ekspositori adalah teknik menyampaikan gagasan atau ide
dalam memberikan informasi dengan lisan atau tulisan.
Ada beberapa defenisi tentang metode ekspositori yang
dikemukakan oleh para ahli, diantaranya sebagai berikut.
Dimyati dan Mudjiono (1999:172) mengatakan, metode ekspositori adalah pemindahan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai kepada siswa.
Dimyati dan Mudjiono (1999:172) mengatakan, metode ekspositori adalah pemindahan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai kepada siswa.
Dalam metode ini guru berperan penting dalam:
- Menyusun
program pembelajaran
- Memberi
informasi yang benar
- Pemberi
fasilitas yang baik
- Pembimbing
siswa dalam perolehan informasi yang benar
- Penilai
prolehan informasi.
Sedangkan peranan siswa adalah
- Pencari
informasi yang benar
- Pemakai
media dan sumber yang benar
- Penyelesaikan
tugas dengan penilaian yang baik.
Pendapat lain dikemukakan oleh Wina Sanjaya (2008:179)
seperti berikut. Metode ekspositori adalah bentuk pendekatan pembelajaran yang
berpusat guru (teacher centered approach). Guru sangat berperan dominan dan
fokus utama metode ini adalah kemampuan akademik siswa (academic achievement
student).
Dibanding metode ceramah, dalam metode ini dominasi guru
sudah banyak berkurang. Tetapi jika dibanding dengan metode demonstrasi, metode
ini masih nampak lebih banyak didominasi oleh guru. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Somantri (2001:45) yang menyebutkan perbedaan metode ekspositori
dengan metode ceramah bahwa pada metode ekspositori dominasi guru banyak
dikurangi. Guru tidak terus bicara, informasi hanya diberikan pada saat atau
bagian-bagian yang diperlukan saja, seperti di awal pembelajaran, menjelaskan
konsep-konsep dan prinsip baru, pada saat memberikan contoh kasus di lapangan
dan sebagainya.
Prinsip Penggunaan Metode ekspositori
Menurut Wina Sanjaya (2008:181) dalam penggunaan metode ekspositori terdapat prinsip-prinsip pembelajaran yang harus diperhatikan oleh guru antara lain :
Menurut Wina Sanjaya (2008:181) dalam penggunaan metode ekspositori terdapat prinsip-prinsip pembelajaran yang harus diperhatikan oleh guru antara lain :
- Berorientasi
pada tujuan
- Prinsip
komunikasi
- Prinsip
kesiapan
- Prinsip
berkelanjutan
Lebih jauh, Wina Sanjaya (2008) menyebutkan prosedur
pelaksanaan metode ekspositori sebagai berikut.
- Persiapan
(Preparation).
Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima
pelajaran.
- Penyajian
(Presentation).
Penyampaian materi pelajaran sesuai dengan persiapan yang telah
dilakukan.Hal yang harus diperhatikan oleh guru adalah bagaimana materi
pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa.
- Korelasi
(Correlation).
Memberikan makna terhadap materi pelajaran, baik makna untuk memperbaiki
struktur pengetahuan yang telah dimiliki siswa maupun makna untuk
meningkatkan kualitas kemampuan berpikir dan kemampuan motorik siswa.
- Menyimpulkan
(Generalization).
Memahami inti (core) dari materi pelajaran yang telah disajikan.
- Mengaplikasikan
(Aplication).
Unjuk kemampuan siswa setelah mereka menyimak penjelasan guru.
Beberapa kelebihan metode ekspositori adalah
sebagai berikut.
- Tidak
memerlukan persiapan yang khusus
- Dapat
menampung kelas besar dengan jumlah siswa yang banyak
- Bahan
pelajaran dapat diberikan secara urut oleh guru
- Guru
dapat dengan mudah memilih dan menentukan hal-hal yang dianggap penting
- Guru
dapat memberikan penjelasan secara individual maupun klasikal
- Tidak
memerlukan banyak waktu dan biaya
- Guru
mudah mengontrol siswa
Selain kelebihan di atas, metode ekspositori
juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain:
- Tidak
menekankan penonjolan aktivitas fisik seperti aktivitas mental siswa,
sehingga siswa yang terlalu banyak mengikuti pembelajaran (kegiatan
belajar mengajar) dengan metode ekspositori cenderung tidak aktif dan
tidak kreatif.
- Kegiatan
berorientasi pada guru sebagai pemberi informasi (bahan pelajaran).
- Pengetahuan
yang didapat biasanya cepat hilang, karena seringkali siswa kurang
terlibat dalam pembelajaran.
- Kepadatan
konsep dan aturan-aturan yang diberikan dapat menyebabkan siswa tidak
menguasai pelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar