Sebenarnya jumlah metode filsafat hampir sama banyaknya dengan
defenisi dari para ahli dan filsuf sendiri karena metode ini adalah suatu alat
pendekatan untuk mencapai hakikat sesuai dengan corak pandangan filsuf itu
sendiri. Penjelasan secara singkat metode-metode filsafat yang khas adlah
sebagai berikut:
1. Metode Kritis :
Socrates dan plato Metode ini bersifat analisis istilah dan
pendapat atau aturan-aturan yang di kemukakan orang. Merupakan hermeneutika,
yangmenjelaskan keyakinan dan memperlihatkan pertentangan. Dengan jalan
bertanya (berdialog), membedakan, membersihkan, menyisihkan dan menolak yang
akhirnya di temukan hakikat.
2. Metode Intuitif :
Plotinus dan bergson Dengan jalan metode intropeksi intuitif dan
dengan pemakaian simbol-simbol di usahakan membersihkan intelektual (bersama
dengan pencucian moral), sehingga tercapai suatu penerangan pemikiran.
Sedangkan bergson dengan jalan pembauran antara kesadaran dan proses perubahan,
tercapai pemahaman langsung mengenai kenyataan.
3. Metode Skolastik :
aristoteles, thomas aquinas, filsafat abad pertengahan. Metode
ini bersifat sintetis-deduktif dengan bertitik tolak dari defenisi-defenisi
atau prindip-prinsip yang jelas dengan sendirinya di tarik
kesimpulan-kesimpulan.
4. Metode Geometris :
rene descartes dan pengikutnya Melalui analisis mengenai hal-hal
kompleks di capai intiuisi akan hakikat-hakikat sederhana (ide terang dan
berbeda dari yang lain), dari hakikat-hakikat itu di dedukasikan secara
matematis segala pengertian lainnya.
5. Metode Empiris :
Hobbes, Locke, Berkeley, David Hume Hanya pengalamanlah
menyajikan pengertian benar, maka semua pengertian (ide-ide ) dalam intropeksi
di bandingkan dengan cerapan-cerapan (impresi) dan kemudian di susun bersama
secara geometris.
6. Metode Transendental :
Immanuel Kant dan Neo skolastik Metode ini bertitik tolak dari
tepatnya pengertian tertentu dengan jalan analisis di selidiki syarat-syarat
apriori bagi pengertian
demikian.
7. Metode fenomenologis :
Husserl, Eksistensialisme Yakni dengan jalan beberapa pemotongan
sistematis (reduction), refleksi atau fenomin dalam kesadaran mencapai
penglihatan hakikat-hakikat murni. Fenomelogi adalah suatu aliran yang
membicarakan tentang segala sesuatu yang menampakkan diri, atau yang
membicarakan gejala. Hakikat
segala sesuatu adalah reduksi atau penyaringan dan menurut Husserl
ada tiga macam reduksi yaitu:
a. reduksi fenomologis, kita harus menyaring pengalaman-pengalaman
kita agar mendapat fenomena semurni-murninya.
b. Reduksi eidetis.
c. Reduksi
transcendental
8. Metode Dialektis :
Hegel dan Mark Dengan jalan mengikuti dinamik pikiran atau alam
sendiri menurut triade tesis, antitetis, sistesis di capai hakikat kenyataan.
Dialektis itu di ungkapkan sebagai tiga langkah, yaitu dua pengertian yang bertentangan
kemudian di damaikan (tesis-antitesis-sintesis).
9. Metode Non-positivistis
Kenyataan yang di pahami menurut hakikatnya dengan jalan
mempergunakan aturan-aturan seperti berlaku pada ilmu pengetahuan positif
(eksakta).
10. Metode analitika bahasa : Wittgenstein
Dengan jalan analisa pemakaian bahasa sehari-hari ditentukan sah
atau tidaknya ucapan-ucapan filosofis. Metode ini di nilai cukup netral sebab
tidak sama sekali mengendalikan salah satu filsafat. Keistimewaannya adalah
semua kesimpulan dan hasilnya senantiasa di dasarkan kepada penelitian bahasa
yang logis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar