Saat ini informasi yang diperoleh dari bidang
mikrobiologi memberikan sumbangan yang sangat besar, khususnya dalam mengawasi
penyakit menular. Selain itu, mikroorganisme telah digunakan untuk mempelajari
berbagai proses biokimia yang diketahui terjadi pula pada bentuk kehidupan yang
lebih tinggi. Banyak fakta tentang metabolisme manusia yang diketahui sekarang
mula-mula diketahui terjadi pada mikroorganisme. Demikian pula dengan teknologi
yang sekarang sedang popular, misal Rekayasa Genetik, yang tidak lain merupakan
perkembangan genetika molekuler yang menjelaskan bagaimana gen mengatur
aktivitas sel.Semua ini berasal dari studi tentang mikroorganisme. Jadi,
bidang mikrobiologi tidak hanya studi tentang penyebab penyakit tetapi
merupakan studi tentang semua aktivitas hayati mikroorganisme.
Mikroorganisme banyak dipelajari di
laboratorium untuk banyak tujuan. Derajat perinciannya untuk mempelajari itu
tergantung kepada maksud pemerikasaan laboratories tersebut. Tersedianya pula
teknik untuk menentukan ukuran,bentuk, danstruktur sel-sel individu serta
beberapa prosedur untuk menumbuhkan (membiakkan) mikroorganisme di
laboratorium.
Pada bahasan berikut ini dititikberatkan pada
metode/prosedur untukmembebaskan suatu bahan atau benda dari semua bentuk
kehidupan atau yang biasannya dikenal dengan istilah sterilisasi.Sterilisasi
merupakan suatu proses untuk mematikan semua organisme yang teradapat pada suatu
benda. Proses sterilisasi dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu
penggunaan panas (pemijaran dan udara panas); penyaringan; penggunaan bahan
kimia (etilena oksida, asam perasetat, formaldehida dan glutaraldehida alkalin)
(Hadioetomo, 1993).
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan
dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi.
1. Sterilisai
secara mekanik (filtrasi)
Di dalam sterilisai secara mekanik
(filtrasi), menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22 mikron
atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini
ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misal nya larutan enzim dan
antibiotik.
Jika terdapat beberapa bahan yang akibat
pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan mengalami perubahan atau penguraian,
maka sterlisasi yang digunakan adalah dengan cara mekanik, misalnya dengan
saringan. Didalam mikrobiologi penyaringan secara fisik paling banyak digunakan
adalah dalam penggunaan filter khusus misalntya filter berkefeld,
filter chamberland, dan filter seitz. Jenis filter yang
dipakai tergantung pada tujuan penyaringan dan benda yang akan disaring.
Penyaringan dapat dilakukan dengan
mengalirkan gas atau cairan melalui suatu bahan penyaring yang memilki
pori-pori cukup kecil untuk menahan mikroorganisme dengan ukuran tertentu.
Saringan akan tercemar sedangkan cairan atau gas yang melaluinya akan steril.
Alat saring tertentu juga mempergunakan bahan yang dapat mengabsorbsi
mikroorganisme. Saringan yang umum dipakai tidak dapat menahan virus. Oleh
karena itu, sehabis penyaringan medium masih harus dipanasi dalam otoklaf.
Penyaringan dilakukan untuk mensterilkan substansi yang peka tehadap panas
seperti serum,enzim,toksin kuman,ekstrak sel,dsb.
· Menyaring
cairan
Hal dapat dilakukan dengan berbagai filter
seperti saringan Seitz, yang menggunakan saringan asbestos sebagai alat
penyaringannya; saringan berkefeld, yang mempergunakan filter yang terbuat dari
tanah diatom; saringan chamberland, yang mempergunakan filter yang terbuat dari
porselen; dan fritted glass filter, yang mempergunakan filter yang terbuat dari
serbuk gelas. Saringan asbes lebih mudah dan lebih murah daripada saringan
porselen. Saringan asbes dapat dibuang setelah dipakai, sedangkan saringan
porselen terlalu mahal bila dibuang, tetapi terlalu sulit untuk dibersihkan.
· Menyaring
udara
Untuk menjaga suatu alat yang sudah steril
agar tidak tercemar oleh mikroba atau untuk menjaga agar suatu biakan kuman
tidak tercemar oleh kuman yang lain, maka alat-alat tersebut harus ditutup
denagn kapas, karena kapas mudah ditembus udara tetapi dapat menahan
mikroorganisme. Harus dijaga agar kapas tidak menjadi basah, oleh karena kapas
yang basah memungkinkan kuman menembus kedalam. Untuk mencegah pencemaran oleh
kuman-kuman udara pada waktu menuang perbenihan, dapat dipergunakan suatu alat
yang disebut laminar flow bench dimana udara yang masuk kedalamnya disaring
terlebih dahulu dengan suatu saringan khusus. Saringan ini ada batas waktu
pemakaiannya dan harus diganti dengan yang baru apabila sudah tidak berfungsi
lagi.
2. Sterilisasi
secara fisik
Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan
dengan pemanasan & penyinaran.
· Pemanasan
a.
Pemijaran (dengan api langsung): membakar
alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L,
dll.
b.
Panas kering: sterilisasi dengan oven
kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas kering cocok untuk alat yang
terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll.
c.
Uap air panas: konsep ini mirip dengan
mengukus. Bahan yang mengandung air lebih tepat menggungakan metode ini supaya
tidak terjadi dehidrasi.
d.
Uap air panas bertekanan : menggunalkan
autoklaf
· Penyinaran dengan UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk
proses sterilisasi, misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada
permukaan interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV
3. Sterilisaisi
secara kimiawi
Biasanya sterilisasi secara kimiawi
menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol. Antiseptik kimia biasanya
dipergunakan dan dibiarkan menguap seperti halnya alkohol. Umumnya isopropil
alkohol 70-90% adalah yang termurah namun merupakan antiseptik yang sangat
efisien dan efektif. Penambahan yodium pada alkohol akan meningkatkan daya
disinfeksinya. Dengan atau iodium, isopropil tidak efektif terhadap spora.
Solusi terbaik untuk membunuh spora adalah campuran formaldehid dengan alkohol,
tetapi solusi ini terlalu toksik untuk dipakai sebagai antiseptik.
Pemilihan antiseptik terutama tergantung pada
kebutuhan daripada tujuan tertentu serta efek yang dikehendaki. Perlu juga
diperhatikan bahwa beberapa senyawa bersifat iritatif, dan kepekaan kulit
sangat bervariasi. Zat-zat kimia yang dapat dipakai untuk sterilisasi antara
lain yaitu halogen (senyawa klorin, iodium), alkohol,fenol,hidrogen
feroksida,zat warna ungu kristal, derivat akridin, rosanalin, detergen, logam
berat (hg,Ag,As,Zn), aldehida, dll.
Berbagai prosedur umum kerja dalam
mikrobiologi yang membutuhkan teknik
· Desinfeksi
meja kerja
a.
Singkirkan semua barang yang tidak diperlukan
dari meja dan ruang kerja
b.
Semprotkan meja kerja denga alkohol 70 %
beberapa kali hingga merata
c.
Kemudian semprotkan lagi alkohol pada tlapak
tangan
d.
Letakkan alat dan bahan-bahan yang diperlukan
pada meja kerja dan semprotkan kembali alkohol pada semua peralatan.
e.
Setelah itu diamkan beberapa saat dan kembali
semprotkan alkohol ke seluruh permukaan tangan ketika hendak mulai bekerja.
f.
Letakkan pembakar spiritus lalu biarkan.
· Memindahkan
Biakan secara Aseptis
a.
Persiapkam alat dan bahan seperti
spirirtus,jarum inokulum(jarum ose),rak tabung dan dua buah tabung tertutup
yang berisi biakan bakteri/virus.
b.
Bakarlah ujung hingga pangkal jarum inokulum
dengan pembakar spirirtus.
c.
Buka tutup kedua tabung dan bakar mulut kedua
buah tabung tersebut dengan pembakar spiritus agar kontaminan mati.
d.
Ambil satu ulasan pada tabung pertama dengan
jarum inokulum kemudian masukkan jarum tadi pada tabung kedua dengan teknik
spread zig-zag.
e.
Bakar kembali mulut tabing agar kontamina
pada proses transfer mati.
f.
Tutup kembali tabung tersebut, dan bakar
ujung jarum inokulum untuk memebunuh sisa bakteri yang ada.
· Memindahkan Biakan
dari Cawan
a.
Persiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan.
b.
Bakar mulut cawan bagian tepi dengan
memutarnya di atas api, serta pijarkan jarum inokulum dan di dinginkan.
c.
Buka mulut cawan yang berisi biakan koloni
dan ambil koloni tunggalnya dengan menempelkan jarum inokulum loop.
d.
Kemudian tanamkan kembali koloni yang sudah
diambil tadi pada media yang baru dengan teknik spread kontinyu.
e.
Panaskan kembali mulut cawan dan tutup rapat
serta panaskanjarum inokulum yang telah digunakan.
· Memindahkan
Cairan dengan pipet
a.
Persiapkan alat dan bahan-bahan yang akan
digunakan.
b.
Lepaskan bungkus pipat dan panaskan ujung
pipet pada pembakar spiritus. (Usahakan daerah ujung pipet berdekatan dengan
api).
c.
Ambil dua buah tabung dan buka tutpnya untuk
dipanaskan bagian ujung mulut tabung.
d.
Pipet cairan pada tabung
pertama dengan menekan tombol S pada filter dengan volume tertentu. Kemudian
pindahkan ke tabung lainnya dan keluarkan cairan tersebut dengan menekan E pada
filter.
e.
Setelah itu bakar kedua mulut tabung tadi dan
tutup kembali dengan rapat.
· Menuangkan
Media
a.
Persiapkan alat dan bahan yang digunakan.
b.
Panaskan mulut erlenmeyer yang berisi media
pertumuhan mikroorganisme.
c.
Tuangkan media dalam erlemneyer ke cawan
petri yang berisi biakan murni.
d.
Ratakan dengan menggoyangkan cawan.
Prinsip cara kerja autoklaf
Autoklaf adalah alat untuk memsterilkan
berbagai macam alat & bahan yang menggunakan tekanan 15 psi (2 atm) dan
suhu 1210C.
Untuk cara kerja penggunaan autoklaf telah
disampaikan di depan.
Cara Penggunaan :
1.
Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu
banyaknya air dalam autoklaf.Jika air kurang dari batas yang ditentukan, maka
dapat ditambah air sampai batas tersebut. Gunakan air hasil destilasi,
untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat.
2.
Masukkan peralatan dan bahan. Jika
mensterilisasi botol beretutup ulir, maka tutup harus dikendorkan.
3.
Tutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan
baut pengaman agar tidak ada uap yang keluar dari bibir autoklaf. Klep pengaman
jangan dikencangkan terlebih dahulu.
4.
Nyalakan autoklaf, diatur timer dengan
waktu minimal 15 menit pada suhu 121oC.
5.
Tunggu samapai air mendidih sehingga uapnya
memenuhi kompartemen autoklaf dan terdesak keluar dari klep pengaman. Kemudian
klep pengaman ditutup (dikencangkan) dan tunggu sampai selesai. Penghitungan
waktu 15’ dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm.
6.
Jika alarm tanda selesai berbunyi, maka
tunggu tekanan dalam kompartemen turun hingga sama dengan tekanan udara di
lingkungan (jarum pada preisure gauge menunjuk ke angka nol).
Kemudian klep-klep pengaman dibuka dan keluarkan isi autoklaf dengan hati-hati.
Suhu dan tekanan tinggi yang diberikan kepada
alat dan media yang disterilisasi memberikan kekuatan yang lebih besar untuk
membunuh sel dibanding dengan udara panas. Biasanya untuk mesterilkan
media digunakan suhu 1210C dan tekanan 15 lb/in2 (SI
= 103,4 Kpa) selama 15 menit. Alasan digunakan suhu 1210C atau
249,8 0F adalah karena air mendidih pada suhu tersebut jika
digunakan tekanan 15 psi. Untuk tekanan 0 psi pada ketinggian di permukaan laut
(sea level) air mendidih pada suhu 1000C, sedangkan untuk
autoklaf yang diletakkan di ketinggian sama, menggunakan tekanan 15 psi maka
air akan memdididh pada suhu 1210C. Ingat kejadian ini hanya berlaku
untuk sea level, jika dilaboratorium terletak pada ketinggian tertentu, maka
pengaturan tekanan perlu disetting ulang. Misalnya autoklaf diletakkan pada
ketinggian 2700 kaki dpl, maka tekanan dinaikkan menjadi 20 psi supaya tercapai
suhu 1210C untuk mendidihkan air. Semua bentuk kehidupan akan mati
jika dididihkan pada suhu 1210C dan tekanan 15 psi selama 15 menit.
Pada saat sumber panas dinyalakan, air dalam
autoklaf lama kelamaan akan mendidih dan uap air yang terbentuk mendesak udara
yang mengisi autoklaf. Setelah semua udara dalam autoklaf diganti dengan uap
air, katup uap/udara ditutup sehingga tekanan udara dalam autoklaf naik. Pada
saat tercapai tekanan dan suhu yang sesuai., maka proses sterilisasi dimulai
dan timer mulai menghitung waktu mundur. Setelah proses
sterilisasi selesai, sumber panas dimatikan dan tekanan dibiarkan turun
perlahan hingga mencapai 0 psi. Autoklaf tidak boleh dibuka sebelum tekanan
mencapai 0 psi.
Untuk mendeteksi bahwa autoklaf bekerja
dengan sempurna dapat digunakan mikroba pengguji yang bersifat termofilik dan
memiliki endospora yaitu Bacillus stearothermophillus, lazimnya
mikroba ini tersedia secara komersial dalam bentuk spore strip. Kertas spore
strip ini dimasukkan dalam autoklaf dan disterilkan. Setelah proses
sterilisai lalu ditumbuhkan pada media. Jika media tetap bening maka
menunjukkan autoklaf telah bekerja dengan baik.
Beberapa media atau bahan yang tidak
disterilkan dengan autoklaf adalah :
ü Bahan
tidak tahan panas seperti serum, vitamin, antibiotik, dan enzim
ü Paelarut
organik, seperti fenol
ü Buffer
engan kandungan detergen, seperti SDS
Untuk mencegah terjadinya presipitasi,
pencoklatan (media menjadi coklat) dan hancurnya substrat dapat dilakukan
pencegahan sebagai berikut :
ü Glukosa
disterilkan terpisah dengan asam amino (peptone) atau senyawa fosfat
ü Senyawa
fosfat disterilkan terpisah dengan asam amino (peptone) atau senyawa
garam mineral lain.
ü Senyawa
garam mineral disterilkan terpisah dengan agar
ü Media
yang memiliki pH > 7,5 jangan disterilkan dengan autoklaf
ü Jangan
mensterilisasi larutan agar dengan pH < 6,0
Erlenmeyer hanya boleh diisi media maksimum ¾
dari total volumenya, sisa ruang dibirkan kosong. Jika mensterilkan media 1L
yang ditampung pada erlenmeyer 2L maka sterilisasi diatur dengan waktu 30
menit.
Sterilisasi dengan penyaringan (filtrasi)
Sterilisasi dengan penyaringan dilakukan
untuk mensterilisasi cairan yagn mudah rusak jika terkena panas atu mudah
menguap (volatile). Cairan yang disterilisasi dilewatkan ke suatu
saringan (ditekan dengan gaya sentrifugasi atau pompa vakum) yang berpori
dengan diameter yang cukup kecil untuk menyaring bakteri. Virus tidak akan
tersaring dengan metode ini.
Tyndalisasi
Konsep kerja metode ini merip dengan
mengukus. Bahan yang mengandung air dan tidak tahan tekanan atau suhu tinggi
lebih tepat disterilkan dengan metode ini. Misalnya susu yang disterilkan
dengan suhu tinggi akan mengalami koagulasi dan bahan yang berpati disterilkan
pada suhu bertekanan pada kondisi pH asam akan terhidrolisis.
Cara kerja :
·
Bahan dimasukkan kedalam erlenmeyer atau
botol dan ditutup rapat dengan sumbat atau aluminium foil.
·
Erlenmeyer/botol lalu dimasukkan kedalam alat
sterilisasi (alat standar menggunakan Arnold Steam Sterilizen atau
dandang).
·
Nyalakan sumber panas dan tunggu hingga
termometer menunjukkan suhu 1000C kemudian hitung waktu mundur
hingga 30 menit (uap panas yang terbentuk akan mematikan mikroba).
·
Setelah selesai alat sterilisasi dimatikan
dan bahan yang steril dikeluarkan.
·
Setelah 24 jam, bahan tersebut di sterilkan
lagi dengan cara yang sama, sedang waktu ini dimaksudkan untuk memberi
kesempatan spora atau sel vegetatif yang belum mati untuk tumbuh sehingga mudah
dibunuh.
Sterilisasi dengan udara panas (Dry heat
sterilization)
Sterilisasi dengan metode ini biasanya
digunakan untuk peralatan gelas seperti cawan petri, pipet ukur dan labu
erlenmyer. Alat gelas yang disterilisasi dengan udara panas tidak akan timbul
kondensasi sehingga tidak ada tetes air (embun) didalam alat gelas.
· Bungkus alat-alat gelas dengan kertas
payung atau aluminium foil
· Atur pengatur suhu oven menjadi 1800C
dan alat disterilkan selama 2-3 jam.
Prinsip kerja Biological Saferty
Cabinet
Biological Safety Cabinet merupakan
kabinet kerja yang sterilkan untuk kerja mikrobiologi. BSC memiliki suatu
pengatur aliran udara yang menciptakan aliran udara kotor (dimungkinkan ada
kontaminan) untuk disaring dan diresirkulasi melalui filter.
BSC juga disebut biosafety hood,
dan juga dikenal dengan Laminar flowhood atau Class II
vertical flow cabinet yang menyediakan alat filtrasi dan aliran udara
yang bersirkulasi didalam ruang kerja. Aliran udara diatur untuk menghambat
udara luar masuk dan udara di dalam keluar, untuk mencegah kontaminasi dari
luar dan pencemaran bakteri dari ruang BSC. Udara yang keluar disaring melewati
penyaring sehingga sel-sel yang berbahaya tidak lepas keluar ke ruangan lain.
Berbagai kelas Biological Safety Cabinet.
BSC yang dimiliki Lab mikrobiologi
merupakan BSC kelas II yang memiliki konfigurasi udara seperti gambar disamping
ini. Udara yang berasal dari luar kabinet akan langsung terserap masuk
kesaluran bawah yang bergabung dengan udara dari meja kerja yang dimungkinkan
mengandung bakteri yang digunakan untuk kerja. Udara dari meja kerja disedot
dari depan meja kerja. Kemudian udara kotor ini disaring oleh penyaring HEPA
dan disirkulasikan keluar kabinet atau kembali lagi ke meja kerja sebagai udara
bersih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar