SEPULUH
LANGKAH KESEMPURNAAN
Langkah
Pertama: Pilihlah
tempat dan ruangan yang nyaman, sejuk, beraroma menyenangkan. Tentu tempat
ibadah, masjid dan surau adalah tempat yang paling utama untuk berdzikir. Namun
pada dasarnya di mana saja Anda boleh berdzikir, kecuali di tempat-tempat
tertentu yang terlarang. Sealanjutnya usahakan tempat dzikir Anda penuh
dengan wewangian. Tujuannya agar Anda dapat memadukan respons dzikir ini dengan
aromaterapi. Sedangkan tujuan aromaterapi itu sendiri adalah untuk membantu
Anda mencapai keseimbangan antara, jiwa, raga dan sukma. Atau yang dinegeri
Cina dikenal sebagai keseimbangan yin-yang. Sebagaimana kita ketahui, bunga
atau wewangian tertentu dapat menimbulkan efek optimisme, kepercayaan dan rasa
gembira dan bahagia.
Langkah
Kedua: Pilihlah
satu kata kunci (password) yang mencerminkan keimanan Anda. Lalu mulailah
berdzikir dengan teknik takhalli (proses penghampaan persoalan).
Agar dapat meraih
manfaat maksimal dari respons dzikir, Anda harus memakai kata kunci tadi
sebagai pengantar menuju tahapan berikutnya. Tahapan ini dilaksanakan dengan
sebanyak-banyaknya menyebut : Allah, Allah, Allah….” Kalimah “Allah” mempunyai
kekuatan dan pengaruh yang luar biasa kepada jiwa.
Kalimah Allah yang
menunjukkan esensi realitas juga sering disebut, yang dikenal dengan dzikir
ismu Dzat. Kalimah Allah akan mengaktifkan keimanan dan sekaligus menentramkan
jiwa.Sebagaimana hal itu ditegaskan Allah dalam firmannya: “Kemudian menjadi
tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah.” (Q.S. Az-Zumar
:23).
Sebagai contoh,
yang akan kita lihat nanti, respons dzikir mampu meredakan kecemasan dan
merupakan pengobatan efektif untuk sejumlah penyakit. Seamakin kuat keimanan
Anda berpadu dengan respons dzikir, semakin besar peluang Anda memanfaatkan
kekuatan iman ini.
Disamping itu,
jika Anda secara teratur memusatkan perhatian Anda pada kata yang berakar pada
keimanan Anda, besar kemungkinan Anda akan lebih terlibat dalam teknik
respons dzikir. Anda akan lebih bersemangat mempraktekkannya, dan Anda akan
melakukannya dengan lebih konsisten. Tak diragukan lagi bahwa mengalunkan
Kalimah Allah, Asma dan sifat-sifat Ilahi ini sangat banyak menolong dalam
menimbulkan keadaan terpusat dan tenteram pikiran dan perasaan yang menjadi dambaan
setiap orang.
Jadi, memilih
kalimah Allah yang mempunyai makna dan kekuatan yang luar biasa ini untuk
dijadikan kata focus dapat berfungsi ganda: (1) dapat mengaktifkan keimanan
Anda dan manfaat-manfaat yang menyertainya dengan memberikan efek menenangkan
yang lebih besar pada pikiran Anda daripada yang bisa Anda peroleh dengan kata
focus netral; dan (2)meningkatkan keinginan Anda untuk menggunakan teknik
tersebut.
Dalam tahap
penghampaan (takhalli), denyut jantung, pernafasan, gelombang otak melambat,
otot-otot mengendur dan pengaruh efinefrin dan hormon-hormon yang berkaitan
dengan stres akan menyusut, sehingga akan tercapai suatu titik relaksasi di
dalam fikiran dan jiwa orang yang berdzikir. Mungkin bukan suatu kebetulan
bahwa respos relaksasi dan dzikir memiliki sumber yang sama di dalam otak.
Respons Dzikir dikendalikan oleh amyglada, struktur kecil berbetuk almoni dalam
otak, bersama hyppocampus dan hyppothalamus, membentuk sistem limber (limbic
system).
Sistem limber ini
ditemukan disemua primata- berperan penting dalam emosi, kenikmatan seksual,
kenangan yang mendalam dan tampaknya -spiritualitas.
Apabila badan
sudah terasa nyaman, pertanda terjadinya hubungan (connectinc) dengan
Allah. Pada saat inilah kita menyerahkan segala penyakit kepada-Nya:
“mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun”. (Q.S.
Al-Baqarah : 156).
Selesai melakukan
penghampaan, lanjutkanlah dengan proses penyerapan energi ilahiah (tahalli) ke
dalam jiwa dan seluruh anggota tubuh kita. Asma atau pun Sifat Allah SWT
(energi Ilahiah) yang kita serap itu harus kita sesuaikan dengan kebutuhan
kita, atau persoalan yang sedang dihadapi.
Setelah menyerap
energi Ilahiah, maka peragakanlah (tajalli) Sifat-sifat atau Asma-asma Allah
yang telah kita serap itu. Dalam memperagakan energi Ilahiah itu kita harus
meneladani Rasulullah SAW, sebagai Peragawan Agung.
Langkah
Ketiga : Atur Posisi Yang Nyaman
Para ‘Ulama
Sufi telah mengembangkan berbagai posisi dan teknik dzikir, Anda dapat memilih
salah satunya, misalnya duduk I’tikaf, duduk tawaruk, duduk bersila, sujud
berserah. Afa pula tarian sufi, sebagaimana diperagakan oleh para darwis
pengikut Syaikh Jalaluddin Rumi. Namun pada dasarnya respons dzikir dapat
dibangkitkan dengan sikap duduk apapun selama tidak mengganggu pikiran Anda.
Sebagaimana
ditegaskan Allah dalam firmannya. “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah
sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring”. (Q.S. Ali Imran :191)
Berbagai posisi
yang dikembangkan para Syaikh Sufi itu adalah hasil ijtihad mereka dalam upaya
merinci dan mengembangkan dampak dzikir. Karena memang pada dasarnya, baik
Al-Qur’an maupun Al-Hadits tidak menjelaskan teknik dan posisi dzikir itu
secara rinci. Pada prinsipnya beragam posisi yang dikembangkan itu adalah suatu
upaya mencapai kekhusyu’an dan mencegah agar mereka yang berdzikir jangan
sampai tertidur.
Namun dalam
beberapa kasus, jika Anda menderita insomnia, Anda dapat menggunakan teknik
respons dzikir untuk membantu Anda tidur. Dalam sebagian besar kasus, metode respons
dzikir Anda semestinya tidak membuat Anda tertidur. Teknik ini mendatangkan
ketenangan, jadi sementara Anda membuat diri Anda Nyaman. Kami mengembangkan
posisi dzikir dalam metode Al-Hikmah, sebagai berikut : Duduklah bersila dengan
posisi santai dan usahakan menghadap kiblat, letakkan kaki kanan Anda di atas
kaki kiri, tulang pinggang, tulang punggung dan kepala dalam posisi tegak
lurus, pandangan lurus ke depan.
Langkah
Keempat : Pejamkan
Mata
Pejamkan mata Anda
dengan wajar dan rileks, hindari memicingkan atau menutup mata kuat-kuat.
Tindakan ini semestinya tidak memerlukan tenaga. Atau dapat juga Anda berdzikir
di ruang gelap, sehingga Anda tak perlu menutup mata. Namun ruangan tempat Anda
berdzikir itu, sebaiknya betul-betul gelap agar konsentrasi Anda tidak
terganggu.
Langkah
Kelima: Lemaskan
otot-otot
Mulailah dari
kaki, betis, paha, perut dan pinggang, kendurkan semua kelompok otot tadi.
Lemaskan kepala, leher dan pundak Anda dengan memutar kepala dan mengangkat
pundak perlahan-lahan. Untuk lengan dan tangan, ulurkan, kemudian kendurkan dan
biar dia terkulai di atas lutut Anda dengan telapak tangan terbuka dalam posisi
sedang berdo’a.
Langkah
Keenam: Tarik pusar Anda ke dalam perut.
Menarik pusar sedikit ke dalam perut ini bermanfaat untuk mengontrol kesadaran
Anda. Jadi sekalipun selama dzikir Anda akan mengalami ekstase atau melayang
(rasa nikmat, bahagia yang luar biasa), namun Anda tetap dalam kesadaran penuh.
Langkah
Ketujuh: Berdo’alah
dalam hati
Awalilah do’a Anda
dengan membaca istighfar, minimal 7 kali, lalu dilanjutkan dengan membaca:
1.
Ta’awudz
2.
Basmalah
3.
Dua Kalimah Syahadat
4.
Surat Al-fatihah
5.
Surat An-Nas
6.
Surat Al-Falaq
7.
Surat Al-Ikhlas
8.
Ayat Kursi
9.
Surat Al-Hasyr ayat 22,23,24
10. Shalawat
Nabi Muhammad SAW
Berdo’a :
“Ya Allah perkenankanlah hamba-Mu untuk berdzikir agar hamba dapat menghayati
asma-asma-Mu, sifat-sifat-Mu dan firman-firman-Mu, sehingga hamba senantiasa
bias bersyukur kepada-Mu. Ya Allah izinkanlah hamba-Mu yang hina ini untuk
bertawakkal, berserah diri pada-Mu dan menyerahkan segala persoalan hidup dan
penghidupan hamba pada-Mu. Ya Allah hamba tiada daya dan upaya. Inna Lillahi wa
Inna Ilaihi Raaji’un. Laa Haula walaa Quwwata illa Billahil ‘Aliyul ‘Adhziim.
Langkah
Kedelapan: Perhatikan
nafas dan mulailah berdzikir mengikuti irama keluar masuknya nafas Anda.
Bernafaslah
perlahan-lahan dan wajar, tanpa memaksakan iramanya. Pada saat ini kondisi jiwa
Anda harus dalam kondisi penuh rasa syukur karena Anda masih bias bernafas.
Nah, mulailah mengucapakan Kalimah Allah,Allah,Allah…sambil mengikuti keluar
masuknya nafas Anda.
Langkah
Kesembilan: Pertahankan
Sikap Berserah Diri (tawakkal) serta Sikap Tiada Daya Upaya (Laa Haula
walaa Quwwata) Anda.
Sikap berserah
diri (tawakkal) tanpa daya dan upaya (Laa Haula) merupakan aspek penting dalam
membangkitkan respons dzikir. Saat Anda duduk bersila dengan tenang,
mengulang-ngulang Kalimah Allah dan Al-Asma’ul Husna ataupun firman dan
sifat-sifat Allah lainnya dalam qalbu (hati nurani), tak pelak lagi berbagai
macam perasaan pikiran akan mulai menyerbu benak Anda. Mungkin saja Anda akan
melihat sesuatu yang aneh-aneh atau pola-pola mental yang mengalihkan Anda dari
kalimah dzikir tadi.
Namun ingatlah;
hal tersebut tidak menjadi masalah. Itu adalah suatu proses yang memang harus
dilalui. Peralihan perhatian semacam ini sesuai sunnatullah dan terjadi pada
semua orang, terutama yang baru mempraktekkan metode dzikir. Kunci untuk
mengatasi gangguan ini adalah dengan tidak memperdulikannya. Jangan mencoba
memaksa atau berkonsentrasi untuk mengenyahkan gangguan itu dari benak Anda,
tapi jadikanlah itu sebagai bahan dialog atau pengaduan Anda kepada Allah yang
sedang Anda seru Nama-Nya.
Jika muncul
pikiran atau perasaan yang mengganggu, atau terdengar suara atau kebisingan
lain yang mengalihkan sementara perhatian Anda, atau rasa nyeri dan sakit
penyakit Anda mulai terasa, bersikap pasif saja. Sampaikan semuanya itu kepada
Allah, serahkan semuanya kepada-Nya. Insya Allah dengan praktik yang teratur,
Anda dapat belajar mengabaikan pikiran-pikiran yang mengganggu yang memaksa
masuk ke dalam kesadaran Anda.
Sebagai sarana
untuk sampai kepada konsentrasi tunggal, penyebutan Nama-nama dan Sifat-sifat
Allah adalah penting. Segalanya dimulai, dari sesuatu yang amat sederhana,
“Iqra ! Bismi Rabbik”. Bacalah (dengan kalbumu terdalam) untuk dan atas nama
Rabbmu. Nama Rabbmu itu adalah Allah. Lalu bergemuruhlah suara jiwa suara jiwa
yang memenuhi langit dan bumi, jiwa yang mengenang dan menyebut
Allah…Allah…Allah. Adalah setiap jiwa yang sadar senantiasa mengingat Allah
(berdzikir kepada-Nya) dalam segala situasi dan kondsi
Kalimah zikir yang
utama adalah Zikir Kalimah Thayyibah, dilanjutkan dengan penghayatan
sifat-sifat-Nya.Sifat-sifat seperti ar-Rahman (Penyayang), ar-Rahim (Pengasih),
Al-Fatah (Pembuka), ar-Razaq (Pemberi Rezeki), al-Wadud (Cinta), Al-Mughni
(Yang Memiliki Kekayaan), al-Quddus (Suci), Al-Malik ( Berkuasa), Al-Hayyu (
Hidup) , As-Sami’ul Bashir (mendengar dan Melihat), Dzul Jalali wal Ikram (Yang
Memiliki Keagunan dan Kemulyaan) dan seterusnya, secara berulang-ulang disebut
dan diseru, sesuai dengan kebutuhan dan keadaan seseorang. Atau bisa juga
dengan penghayatan firman-firman-Nya.
Langkah
Kesepuluh:
Laksanakan Dzikir
Dalam Jangka Waktu Tertentu
Praktekkan
teknik ini, minimal selama dua puluh satu menit. Akan tetapi Anda tak perlu
mengukur ataupun mengatur jangka waktu dzikir Anda dengan pengukur waktu
(timer), laksanakan saja semampunya.
Setelah selesai
berdzikir, tariklah nafas Anda dalam-dalam, lalu tahan di rongga dada
semampunya sambil membaca surat Al-Fatihah. Kemudian tiupkan nafas Anda ke
kedua belah telapak tangan dengan perlahan, lalu usapkan tangan Anda itu
ke wajah, kepala tangan, punggung, perut, kaki, sampai merata ke seluruh
tubuh.
Tutuplah dzikir
Anda dengan Shalawat, ucapkan Alhamdulillah, Shadaqallahul ‘Adhziim.
Sebaiknya Anda
berdzikir ketika perut dalam keadaan kosong. Salah satu alasannya adalah bahwa
selama kita berdzikir, aliran darah disalurkan ke kulit, dan otot-otot lengan
dan kaki, mungkin pula ke otak, dan menjauhi daerah perut. Akibatnya, efeknya
akan bersaing dengan proses pencernaan makanan. Jadi dengan menggunakan teknik
ini segera setelah makan, Anda tidak akan mencapai hasil maksimal. Waktu yang
paling baik untuk mempraktekkan metode ini adalah sebelum makan atau beberapa
jam sesudah makan. Dapat kita ambil hikmahnya mengapa para sufi senantiasa
menekankan pelaksanaan praktek wirid dan do’a tertentu dikaitkan dengan
pelaksanaan shaum (puasa). Karena para syaikh Sufi akan mengingatkankan para
salik (murid) yang baru diberi ijazah do’a atau wirid tertentu dengan kata-kata
: “Wirid dan do’a ini harus dibeli dengan shaum (puasa)!”
Praktekkan teknik
Dzikir ini dua kali sehari. Sebagaimana Allah memerintahkan dalam firman-Nya :
“Berkata Zakariya: " Dan berdzikirlah (sebutlah nama) Rabbmu
sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar