Postingan
kali ini masih membahas tentang metode mengajar yang digunakan guru dalam
menyampaikan materi pelajaran di kelas. Metode yang dimaksud adalah metode
penemuan (discovery methods).
Ada beberapa konsep tentang metode penemuan (discovery methods) yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain:
Ada beberapa konsep tentang metode penemuan (discovery methods) yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain:
- Metode
discovery adalah metode yang menganggap siswa sebagai
subyek sekaligus obyek pembelajaran yang memiliki kemampuan dasar untuk
berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya
(Rohani, 2004).
- Metode
discovery merupakan metode yang lebih menekankan pada
pengalaman langsung siswa dan lebih mengutamakan proses dari pada hasil
belajar (Mulyasa, 2005) .
- Sund (dalam
Suryosubroto, 2002) mengemukakan bahwa metode
discovery adalah proses mengamati, menggolong-golongkan,
membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan, dan sebagainya,
dimana siswa mengasimilasi sesuatu konsep atau sesuatu prinsip. Metode
discovery diartikan sebagai suatu prosedur mengajar yang
mementingkan pengajaran perseorangan, manipulasi obyek dan lain-lain,
sebelum sampai kepada generalisasi.
- Metode
discovery adalah metode mengajar yang menggunakan teknik
penemuan dan merupakan proses mental (misalnya mengamati,
menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat
kesimpulan, dan sebagainya) dimana siswa menyesuaikan suatu konsep atau prinsip.
Dalam teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses
mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan instruksi
(Roestiyah, 2001).
- Perumusan
masalah untuk dipecahkan oleh siswa;
- Penetapan
jawaban sementara atau pengajuan hipotesis;
- Siswa mencari informasi,
data, fakta, yang diperlukan untuk menjawab atau memecahkan masalah dan
menguji hipotesis;
- Menarik
kesimpulan dari jawaban atau generalisasi;
- Aplikasi
kesimpulan atau generalisasi dalam situasi baru.
B. Menurut
Mulyasa (2005:110)
- Adanya masalah yang
akan dipecahkan;
- Masalah sesuai
dengan tingkat perkembangan kognitif siswa;
- Mengemukakan dan
menulis secara jelas konsep atau prinsip yang harus ditemukan oleh siswa
melalui kegiatan tersebut ;
- Tersedianya alat
dan bahan yang diperlukan;
- Susunan kelas
diatur sedemian rupa sehingga memudahkan siswa berfikir bebas dalam
kegiatan pembelajaran;
- Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan data;
- Guru harus
memberikan jawaban dengan tepat dengan data serta informasi yang
diperlukan siswa.
- Mengamati/menilai
kebutuhan dan minat siswa untuk digunakan sebagai dasar dalam menentukan
tujuan yang nyata;
- Seleksi
pendahuluan atas dasar kebutuhan dan minat siswa, prinsip-prinsip,
generalisasi, pengertian dalam hubungannya dengan apa yang akan
dipelajari;
- Mengatur susunan
kelas sedemikian rupa sehingga memudahkan terlibatnya arus bebas pikiran
siswa;
- Berkomunikasi
dengan siswa untuk membantu menjelaskan peranan penemuan;
- Menyiapkan suatu
situasi yang mengandung masalah untuk dipecahkan;
- Mengecek
pengertian siswa tentang masalah untuk merangsang minat belajarnya;
- Menyediakan
berbagai alat peraga untuk kepentingan pelaksanaan pembelajaran;
- Memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan dan bekerja dengan data;
- Mempersilahkan
siswa mengumpulkan dan mengatur data sesuai dengan kecepatannya sendiri;
- Memberi
kesempatan kepada siswa melanjutkan pengalaman belajarnya, walaupun
sebagian atas tanggung jawabnya sendiri;
- Memberi jawaban
dengan cepat dan tepat sesuai dengan data dan informasi bila ditanya dan
diperlukan siswa dalam kelangsungan kegiatannya;
- Memimpin
analisisnya sendiri melalui percakapan dan eksplorasinya sendiri dengan
pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi proses;
- Mengajarkan ketrampilan untuk
belajar dengan penemuan yang diidentifikasi oleh kebutuhan siswa;
- Merangsang
interaksi siswa dengan siswa, misalnya merundingkan strategi penemuan,
mendiskusikan hipotesis dan data yang terkumpul;
- Mengajukan
pertanyaan tingkat tinggi maupun pertanyaan tingkat yang sederhana;
- Bersikap
membantu jawaban siswa, ide siswa, pandangan dan tafsiran yang berbeda.
Bukan menilai secara kritis tetapi membantu menarik kesimpulan yang benar;
- Membesarkan
siswa untuk memperkuat pernyataannya dengan alasan dan fakta;
- Memuji siswa
yang giat dalam proses penemuan, misalnya siswa yang bertanya kepada
temannya atau guru tentang berbagai tingkat kesukaran dan siswa siswa yang
mengidentifikasi hasil dari penyelidikannya sendiri;
- Membantu siswa
menulis atau merumuskan prinsip, aturan ide, generalisasi atau pengertian
yang menjadi pusat dari masalah semula dan yang telah ditemukan melalui
strategi penemuan;
- Mengecek apakah
siswa menggunakan apa yang telah ditemukannya, misalnya teori atau teknik,
dalam situasi berikutnya, yaitu situasi dimana siswa bebas menentukan
pendekatannya.
B.
Menurut Richard Scuhman (dalam Suryosubroto,2002:199)
- Identifikasi
kebutuhan siswa;
- Seleksi
pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian, konsep dan generalisasi
yang akan dipelajari;
- Seleksi bahan,
dan problema serta tugas-tugas;
- Membantu
memperjelas problema yang akan dipelajari dan peranan masing-masing siswa;
- Mempersiapkan
setting kelas dan alat-alat yang diperlukan;
- Mencek pemahaman
siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan dan tugas-tugas siswa;
- Memberi
kesempatan kepada siswa untuk melakukan penemuan;
- Membantu siswa
dengan informasi, data, jika diperlukan oleh siswa;
- Memimpin
analisis sendiri dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi
proses;
- Merangsang
terjadinya interaksi antar siswa dengan siswa;
- Memuji dan
membesarkan siswa yang bergiat dalam proses penemuan;
- Membantu siswa
merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi atas hasil penemuannya.
Keunggulan dan kelemahan metode
discovery menurut Suryosubroto (2002):
A. Keunggulan metode discovery
A. Keunggulan metode discovery
- Membantu siswa
mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaanketrampilan dan proses
kognitif siswa;
- Pengetahuan
diperoleh sifatnya sangat pribadi dan mungkin merupakan suatu pengetahuan
yang sangat kukuh, dalam arti pendalaman dari pengertian retensi dan
transfer;
- Membangkitkan
gairah pada siswa;
- Memberi
kesempatan kepada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuannya
sendiri;
- Siswa
mengarahkan sendiri cara belajarnya sehingga ia lebih merasa terlibat dan
bermotivasi sendiri untuk belajar, paling sedikit pada suatu proyek
penemuan khusus;
- Membantu
memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri
melalui proses-proses penemuan;
- Memungkinkan
siswa sanggup mengatasi kondisi yang mengecewakan;
- Membantu
perkembangan siswa untuk menemukan kebenaran akhir dan mutlak.
- Penemuan akan
dimonopoli oleh siswa yang lebih pandai dan menimbulkan perasaan frustasi
pada siswa yang kurang pandai;
- Kurang sesuai
untuk kelas dengan jumlah siswa yang banyak.
- Memerlukan waktu
yang relatif banyak;
- Karena biasa
dengan perencanaan dan pengajaran secara tradisional, hasil pembelajarandengan metode
ini selalu mengecewakan;
- Kurang
memperhatikan diperolehnya sikap dan ketrampilan karena yang lebih diutakan
adalah pengertian;
- Fasilitas yang
dibutuhkan untuk mencoba ide-ide, kemungkinan tidak ada;
- Tidak memberi
kesempatan untuk berpikir kreatif dan tidak semua pemecahan masalah
menjamin penemuan yang penuh arti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar